Contoh Proposal PKM

A.      JUDUL PROGRAM

Fenomena Penggunaan Dialek Melayu pada Kalangan Mahasiswa Asal Riau di Yogyakarta.

 

B.       LATAR BELAKANG

Bahasa sebagai salah satu dari ketujuh unsur semestaan kebudayaan (culture universals), adalah juga merupakan satu-satunya wahana kebudayaan itu sendiri; sehingga layak mendapatkan perhatian yang memadai dalam penelitian demi mempermudah pemahaman terhadap berbagai aspek semestaan kebudayaan yang diwahanainya itu (Sudaryanto , 1993: xii). Dapat disimpulkan bahwa bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Fungsi bahasa yang menjadikannya sebagai alat komunikasi di dalam masyarakat dunia, mengarahkan setiap orang untuk mempergunakan bahasa itu sendiri untuk berhubungan satu dengan yang lainnya. Indonesia yang memiliki beragam suku dengan bahasa dan kebudayaannya masing-masing semakin memperkaya keberagamaan itu sendiri. Tetapi sayangnya, semakin memasuki era modern semakin banyak pula bahasa dan kebudayaan yang hilang dari peradaban. Hal ini dikarenakan oleh kurangnya kesadaran akan rasa memiliki kebudayaan itu sendiri. Apabila hal tersebut dibiarkan terus menerus, maka tidak diragukan lagi kebudayaan Indonesia akan menghilang seiring dengan perkembangan zaman.

Sebagai penerus bangsa yang memiliki tanggungjawab akan keberlangsungan suatu kebudayaan daerah sendiri, kami memutuskan untuk meneliti semua dialek dari bahasa melayu provinsi Riau yang diucapkan oleh mahasiswa asal Riau di Yogyakarta. Warisan seni dan budaya Melayu terus terjaga sampai saat ini. Bahasa melayu sebagai bahasa pemersatu dikenal setelah diadakannya Kongres Pemuda pada tahun 1928. Sejak saat itu, bahasa melayu menjadi bahasa nasional yang digunakan dalam kehidupan berbangsa. Sebagai acuan, bahasa melayu Riau berkembang mengikuti zaman yang ada. Tetapi, ada beberapa hal yang membedakan dialek melayu setiap kabupaten di Riau. Hal tersebut dikarenakan adanya pengaruh dari geografis daerah itu sendiri. Provinsi Riau yang terletak di antara provinsi Sumatera Barat dan Jambi turut terkena imbas pengaruh tata bahasa yang ada. Contohnya saja dialek beberapa daerah pesisir yang masih kental akan melayu kerajaan. Daerah Siak yang merupakan pusat kerajaan Melayu terbesar pada masanya, menjadi titik pusat peradaban bahasa melayu itu sendiri. Kata “apa” dalam bahasa Indonesia, akan diucapkan “ape” dalam bahasa melayu sendiri. Namun, dialek melayu ini sendiri semakin bercampur dengan bahasa Minang maupun Ocu yang mengubah tatanan bahasa melayu sendiri.

Penggunaan dialek melayu yang masih sangat kental di kalangan mahasiswa asal Riau di Yogyakarta menjadikan hal tersebut tanda pengenal mereka. Meskipun mereka telah lebih dari 1 tahun menetap di Yogyakarta, tetapi mereka tetap mempertahankan bahasa melayu mereka. Hal tersebut dikarenakan lingkungan pergaulan mereka yang masih kebanyakan berasal dari satu daerah juga. Kayanya khazanah melayu juga menjadikan fenomena tersendiri akan eksistensi bahasa melayu pada kalangan mahasiswa sendiri. Rasa bangga mereka akan bahasa ibu dan kebudayaan daerah mereka. Buku ajar yang dipakai dalam proses pembelajaran mahasiswa saat masih berada di masa sekolah pun menjadi penambah khazanah pengetahuan dan kecintaaan mereka akan kebudayaan Melayu. Kurikulum tersebut yang masih dipergunakan hingga sekarang menjadi dasar kami membandingkan dialek Melayu tersebut. Beberapa majalah berbahasa melayu yang mulai digiatkan pun menjadi acuan kami menyusun proposal ini. Majalah yang mengusung tema kartun untuk memperkenalkan kembali kebudayaan Melayu kepada masyarakat Riau yang telah membaur dengan berbagai suku pendatang. Ada beberapa contoh penggunaan bahasa Melayu dengan berbagai dialek berbeda pada kalangan mahasiswa, yaitu:

  1. Kalimat sapaan

Bahasa Indonesia          : Mau kemana dik?

Bahasa Melayu             : Nak kemane kau? (dengan pengucapan e lemah)

Dialek Melayu pesisir   : Mike nak kemane? (dengan pengucapan e lemah)

  1. Percakapan sehari-hari

Bahasa Indonesia          : Bagaimana sekolah kamu hari ini?

Bahasa Melayu             : Cam mane sekolah kau hari ni? (dengan pengucapan e lemah)

Dialek Melayu pesisir   : Gimane sekolah mike hari ni? (dengan pengucapan e lemah)

 

C.      PERUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Bagaimana tatanan bahasa Melayu yang digunakan masyarakat Melayu, provinsi Riau sekarang?
  2. Apa saja dialek Melayu yang digunakan oleh masyarakat Melayu di setiap kabupaten provinsi Riau?
  3. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi perubahan tatanan bahasa Melayu di kalangan mahasiswa asal Riau di Yogyakarta?
  4. Kenapa masih ada mahasiswa yang mempertahankan dialek Melayu meskipun menempuh pendidikan di kota Yogyakarta?

 

D.      TUJUAN PROGRAM

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah kami simpulkan, adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

  1. Mendeskripsikan tataran bahasa Melayu, Riau yang sudah dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat provinsi Riau sekarang.
  2. Mengetahui semua dialek Melayu yang terdapat di provinsi Riau dan pengguna dari dialek tersebut.
  3. Untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tatanan bahasa Melayu di kalangan mahasiswa Riau di Yogyakarta.
  4. Untuk mengetahui cara yang bisa ditempuh untuk menumbuhkan kembali kecintaan mahasiswa asal Riau terhadap bahasa asli mereka, yaitu bahasa Melayu.

 

E.       LUARAN YANG DIHARAPKAN

Adapun luaran yang kami harapkan dalam penelitian ini adalah membuat blog maupun jurnal yang nantinya bisa dimanfaatkan sebagai sarana untuk memperkenalkan bahasa Melayu dengan berbagai dialeknya kepada masyarakat luas, Indonesia khususnya dan dunia umumnya. Melalui dunia maya tersebut, para pecinta dunia maya bisa mengakses tulisan kami mengenai dialek Melayu dan mempelajarinya untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan mereka kelak. Tulisan yang akan kami buat berbentuk artikel yang dilengkapi dengan berbagai ilustrasi menarik. Hal ini dimaksudkan untuk menarik minat pembaca dalam mempelajari dan memahami bahasa Melayu itu sendiri. Artikel tersebut juga bisa menumbuhkan kembali kecintaan mahasiswa Riau dengan bahasa asli mereka.

 

F.       KEGUNAAN PROGRAM

  1. Memperkenalkan secara mendalam bahasa Melayu sebagai warisan kebudayaan yang hidup dan berkembang mengikuti perkembangan zaman.
  2. Mempertahankan kebudayaan yang telah ada dan menjaganya sebagai warisan kebudayaan asli Indonesia.
  3. Berkontribusi dalam ilmu pengetahuan sebagai khasanah ilmu bahasa (sosiolinguistik) dan bahan ajar bagi peserta didik.
  4. Meningkatkan rasa kecintaan mahasiswa Riau khususnya terhadap bahasa daerah mereka yang semestinya dilestarikan dan dipertahankan.

 

G.      TINJAUAN PUSTAKA

a.    Bahasa Melayu

Menurut Parsudi Suparlan (1995), bahasa Melayu yang sekarang digunakan sebagai bahasa sehari-hari dan juga sebagai bahasa Ibu oleh orang Riau pada umumnya, telah berkembang sejak berabad-abad di Riau (dan juga di Sumatera Timur, Semenanjung Malaka, dan juga di Kalimantan Barat dan Jakarta). Bahasa Melayu Riau yang kita kenal sekarang merupakan akulturasi bahasa dari pedagang Arab dan Persia yang datang ke Indonesia pada masa kolonial dahulu. Ahli sejarah bahasa Melayu mencatat bahwa bahasa Melayu telah melewati lima fase hingga saat ini. Fase awal diwakili oleh bahasa Melayu Purba, yang kemudian diikuti oleh fase Melayu Kuno atau Melayu Induk. Pada fase selanjutnya bahasa Melayu menginjak fase klasik, sebuah fase yang penuh dengan nilai sastra tinggi. Fase Melayu Klasik diikuti dan digantikan oleh fase Melayu Modern. Sedangkan fase terakhir adalah fase Melayu Pascakolonial. Bahasa Melayu Riau mempunyai sejarah yang cukup panjang, karena pada dasarnya Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.

Pada zaman dahulu ada beberapa alasan yang menyebabkan Bahasa Melayu menjadi bahasa resmi digunakan, yaitu:

  1. Bahasa Melayu Riau secara historis berasal dari perkembangan Bahasa Melayu semenjak berabad-abad yang lalu. Bahasa Melayu sudah tersebar keseluruh Nusantara, sehingga sudah dipahami oleh masyarakat, bahasa ini sudah lama menjadi bahasa antar suku di Nusantara.
  2. Bahasa Melayu Riau modern sudah diperkenalkan dan dibina sedemikian rupa oleh Raja Ali Haji dan kawan kawannya, sehingga bahasa ini sudah menjadi standar.
  3. Bahasa Melayu Riau sudah banyak publikasi, berupa buku-buku sastra, buku-buku sejarah dan agama baik dari zaman Melayu klasik maupun dari yang baru.

 

b.  Dialek Melayu Riau

Menurut Harimurti (1981) via Indra Lubis, bahasa Melayu dialek Riau adalah dialek standar di antara sekian banyak dialek regional Melayu yang ada. Semakin berkembangnya zaman dan adanya pengaruh dari letak geografis Riau mengakibatkan bahasa Melayu Riau memiliki beragam dialek yang berbeda di setiap kabupatennya. Sebagai gambaran awal, dialek Melayu daerah Kampar lebih terpengaruhi oleh bahasa ocu yang tak berbeda jauh dengan bahasa Minang. Untuk daerah pesisir seperti kabupaten Siak, Meranti, Bengkalis, Pelalawan, Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir didominasi oleh bahasa Melayu yang memang telah digunakan sejak zaman kerajaan Melayu dahulu. Hal ini menciptakan kebudayaan Melayu yang sangat kental. Contoh kata yang berbeda pada dialek Melayu, seperti “apa” dalam bahasa Indonesia menjadi “apo” dalam bahasa ocu, sedangkan bagi masyarakat Riau pesisir menjadi “ape” dengan vokal /e/ lemah. Perbedaan yang lain dalam setiap dialek ini adalah kata “saya” menjadi “aku” dalam bahasa ocu, sedangkan orang Melayu pesisir menggunakan “saye”. Adanya beberapa imbuhan yang diucapkan dalam setiap akhir kalimat menjadi ciri khas tersendiri bagi dialek Melayu Pekanbaru. Kebanyakan kalangan mahasiswa Melayu Pekanbaru sering menggunakan kata “do” ataupun “ha” sebagai penutup perkataan mereka.

 

c.    Tulisan Arab Melayu

Bahasa Melayu Riau yang memiliki ciri khas sendiri dalam bentuk tertulis dengan adanya aksara tersendiri. Tulisan arab melayu ini dipengaruhi oleh tulisan arab tanpa tanda baca atau yang lebih dikenal dengan istilah arab gundul. Tetapi, yang membedakannya adalah dalam tulisan arab melayu, Riau memiliki “ng” sedangkan bahasa Arab tidak. Kita bisa melihat tulisan-tulisan Arab Melayu yang tertera dalam setiap nama bangunan ataupun jalan yang ada di provinsi Riau.

 

1 Komentar (+add yours?)

  1. Trackback: Deskripsi Diri | Eka Mardiana

Tinggalkan komentar